Halaman
PENYAKIT SOSIAL
Analisa Kuis
Kegemaran berjudi merupakan bentuk
penyakit sosial yang menghinggapi manusia
di berbagai lapisan sosial, misalnya
kalangan orang berduit berjudi di tempat-
tempat mewah, sedangkan masyarakat
kalangan bawah berjudi di sembarang
tempat, dari trotoar sampai ke rumah-
rumah. Selain judi, apa saja yang dapat
dikategorikan sebagai penyakit sosial?
Mengapa berjudi dikategorikan sebagai
penyakit sosial, bukankah berjudi menggu-
nakan uangnya sendiri?
Coba analisa hal tersebut agar kalian makin
tertarik mempelajari materi berikut secara
keseluruhan.
Penyakit sosial yang merupakan
kebiasaan berperilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma dapat terjadi di
mana saja dan kapan saja, baik pada
masyarakat tradisional, desa, kota,
maupun pada masyarakat modern.
Dalam proses sosialisasi di masya-
rakat, disadari ataupun tidak disadari
seseorang pernah melakukan tindakan
penyimpangan sosial, baik dalam skala
besar ataupun kecil. Perilaku menyim-
pang apabila dilakukan secara intens
dan dalam skala yang besar bisa berubah
menjadi penyakit sosial.
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar ,
2005
Galeri Pengetahuan Sosial 2
126
Peta Konsep
Penyakit Sosial
Pengertian
Penyakit Sosial
Macam-macam
Pen
y
akit Sosial
Faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku menyimpang
Mempelajari
Meliputi
Hubun
g
an pen
y
akit sosial den
g
an pen
y
impan
g
an
sosial dalam keluarga dan masyarakat
Meliputi
Faktor-faktor penyebab terjadinya
perilaku menyimpang
Penyakit Sosial
127
A. PENGERTIAN PENYAKIT SOSIAL
Berbagai perilaku individu terkait erat satu sama lainnya dalam
setiap kelompok atau masyarakatnya. Masyarakat adalah suatu
kelompok sosial yang terdiri atas kumpulan beberapa individu yang
hidup bersama dan menjalin interaksi sosial dalam suatu daerah
dalam jangka waktu yang relatif lama.
Masyarakat dapat diibaratkan sebagai tubuh, di mana keadaan
masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
tubuh. Demikian halnya masyarakat, di mana perilaku individu yang
merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana
keadaan masyarakat secara kesuluruhan. Misalnya kebiasaan
warga masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya akan
membentuk situasi lingkungan masyarakat yang bersih, sehat, rapi,
dan indah. Sebaliknya, jika masing-masing warga masyarakat tidak
peduli dengan keadaan lingkungannya, maka situasi lingkungan
masyarakat tersebut diwarnai dengan egoisme dan ketidakter-
aturan. Masyarakat yang harmonis terbentuk dari perilaku masing-
masing warga masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-
norma sosial yang berlaku. Keharmonisan kehidupan masyarakat
akan menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan teratur.
Seperti halnya dengan tubuh yang selalu menghadapi
kemungkinan adanya berbagai jenis penyakit yang berpengaruh
terhadap kesehatan, di tengah masyarakat juga terdapat berbagai
jenis penyakit yang dapat merongrong kondisi keharmonisan dan
keteraturan sosial. Hal-hal yang dapat mengakibatkan situasi
lingkungan masyarakat yang tidak sehat disebut sebagai penyakit
sosial. Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan berperilaku
sejumlah warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat.
B. MACAM-MACAM PENYAKIT SOSIAL
Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang
berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial, sehingga
menghasilkan perilaku menyimpang. Beberapa kebiasaan warga
masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial
antara lain kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, menyalah-
gunakan narkoba, penyakit HIV/AIDS, penjaja sex komersial
(PSK), dan sebagainya.
1. Minum-Minuman Keras
Minuman keras atau sering disingkat miras adalah minuman
yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol dikategorikan
menjadi tiga golongan berdasarkan kadar alkohol yang terkadung
di dalamnya, yaitu:
Sumber:
Jawa Pos,
17 Januari 2008
Gambar 7.1
Kerja bakti
merupakan salah satu
kebiasaan positif yang
mampu membentuk
solidaritas sosial sehingga
terbentuk masyarakat yang
rukun dan bersatu padu.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
128
a. Minuman beralkohol golongan A
, mempunyai kandungan
alkohol sebanyak 1 % sampai 5 %.
b. Minuman beralkohol golongan B
, mempunyai kadar alkohol
lebih dari 5 % sampai 20 %.
c. Minuman beralkohol golongan C
, mempunyai kadar alkohol
lebih dari 20 % sampai 55 %.
Alkohol termasuk zat adiktif, yakni zat yang penggunaannya
dapat menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, alkohol juga
termasuk golongan depresan yang dapat memperlambat aktivitas
otak dan sistem saraf. Sifat alkohol yang antiseptik sebagai larutan
pelawan kuman sering dipergunakan oleh tenaga medis (dokter,
perawat, bidan) untuk membersihkan peralatan yang akan diper-
gunakan untuk kegiatan pengobatan, misalnya alat suntik, mencu-
ci peralatan operasi bedah, mensterilkan ruangan, dan sebagainya.
Masyarakat Eropa adalah kelompok masyarakat yang terbiasa
meminum minuman beralkohol untuk menghangatkan tubuh guna
melawan dinginnya lingkungan. Akan tetapi, mereka meminum
alkohol tidak lebih dari satu gelas kecil (sloki) berukuran 10 ml dan
hanya beberapa teguk saja, itu pun dilakukan tidak setiap saat.
Minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat
menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, karena alkohol
berpengaruh terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Pemakaian
alkohol dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kerusakan
pada organ hati dan otak serta menimbulkan efek ketergantungan.
Orang yang kecanduan alkohol akan menunjukkan gejala-
gejala seperti mual, gelisah, gemetar, sukar tidur. Pengaruh alkohol
mengakibatkan perilaku emosional, tak terkendali, dan agresif. Hal
tersebut dapat dibuktikan bahwa banyak pelaku tindak kriminal
selalu diawali dengan meminum minuman keras, sehingga
tindakannya bisa di luar batas perikemanusiaan.
2. Judi
Judi merupakan kegiatan permainan yang bertujuan memper-
oleh uang tanpa bekerja dan hanya mengandalkan faktor spekulasi.
Permainan judi selalu dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi yang
bertujuan memperoleh uang secara cepat tanpa bekerja melalui
suatu permainan. Kebiasaan berjudi membuat orang menjadi malas
dan tidak mau bekerja, tetapi mempunyai ambisi besar untuk
mendapatkan uang dalam jangka waktu singkat.Seperti halnya
miras, berjudi dapat membuat orang ketergantungan, sehingga ia
rela menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk berjudi.
Kebiasaan berjudi akan membentuk seseorang tumbuh menjadi
pribadi yang cenderung emosional, tidak sabaran, tidak mampu
berfikir logis, dan pemalas.
Cinderamata
Sosial
Buatlah kliping yang
memuat tindak keja-
hatan yang pelakunya
dipengaruhi oleh mi-
numan keras. Kemuka-
kan pendapat kalian
dan presenstasikan di
dalam diskusi kelas.
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah
pemahaman kalian,
diskusikanlah apa saja
yang termasuk dalam
kategori perjudian.
Kemukakan argumen-
tasi kalian mengapa
judi dapat merusak
masa depan bangsa.
Presentasikan
pendapat kalian dalam
diskusi kelas.
Penyakit Sosial
129
3. Narkoba
Istilah narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-
obatan terlarang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1997 tentang Narkotika, narkotika diartikan sebagai zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Menurut Dr D.J. Siregar, istilah narkotika berasal dari bahasa
Yunani, yakni dari kata “
narkotikos
”, yang berarti keadaan
seseorang yang kaku seperti patung atau tidur.
Dalam dunia kedokteran narkoba sangat diperlukan sebagai
sarana pengobatan. Misalnya sebagai obat penenang atau obat
bius dan penghilang rasa sakit pada pasien.
Orang yang menyalahgunakan pemakaian narkoba
merupakan bentuk penyalahgunaan yang bukan hanya merusak
diri sendiri, tetapi juga mengganggu lingkungan sosial akibat sikap
yang ditimbulkan dari ketergantungan terhadap narkoba. Orang
yang mengalami ketergantungan pada narkoba biasanya akan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkoba, seperti
mencuri, merampok, dan merampas. Penyalahgunaan narkoba
seringkali menyebabkan masalah kejiwaan dan kesehatan yang
serius bagi penggunanya. Kehidupan sosial pemakai narkoba
menjadi terganggu, sukar bergaul dan cenderung mudah
terpengaruh tindak kejahatan.
Pengaruh narkoba terhadap tubuh yang sehat akan meng-
akibatkan gangguan mental dalam bentuk emosional, perilaku tidak
terkendali, penurunan daya ingat yang sangat drastis, kerusakan
sistem saraf otak. Adapun secara umum, ciri-ciri pemakai narkoba
antara lain:
a. daya konsentrasi menurun,
b. malas, gairah untuk hidup hilang,
c. tidak peduli terhadap keadaan dirinya sendiri dan lingkungan
sosialnya,
d. tidak mampu menggunakan akal pikirannya secara sehat,
e. sangat sensitif, emosional, dan agresif,
f. ketergantungan terhadap narkoba akan menimbulkan rasa sakit
pada sekujur tubuh.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pengetahuan dan
pemahaman konsep
kalian, carilah informasi
dari berbagai sumber
mengenai macam-ma-
cam bentuk penyalah-
gunaan narkoba.
Kemukakan pendapat
kalian mengenai hal
tersebut. Presentasikan
pendapat kalian dalam
diskusi kelas.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
130
4. Penyakit HIV/AIDS
AIDS (
Acquired Immuno Deficiency Syndr ome
) adalah
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh akibat infeksi
human immunodeficiency virus
(HIV). Tubuh yang terserang
AIDS akan rentan terhadap infeksi penyakit, sehingga mengaki-
batkan kematian. Saat ini, AIDS telah tersebar luas di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.
Virus HIV tersebar melalui pertukaran cairan tubuh, seperti
darah, sekreta dari alat kelamin (cairan semen dan cairan vagina),
dan air susu. Oleh sebab itu, HIV menular lewat hubungan seksual
dengan penderita HIV (baik melalui anus atau vagina), kontak melalui
darah dan produk-produk darah (misalnya serum), serta kegiatan
menyusui dari ibu penderita HIV kepada anak yang disusuinya.
Meskipun HIV juga terdapat dalam air ludah dan urin, namun virus
ini tidak cukup kuat untuk menyebabkan infeksi. Kontak biasa dengan
orang yang terinfeksi HIV, seperti mengobrol, bersalaman, makan
bersama, dan berenang, tidak akan menularkan HIV.
Selain menimbulkan gejala influenza, seperti demam, pusing,
dan hidung tersumbat, seseorang yang terinfeksi HIV juga
mengalami beberapa gejala, seperti batuk, penurunan berat badan,
pembesaran kelenjar getah bening, gangguan penglihatan, serta
gangguan saraf dan otak. Para pecandu narkoba yang terinfeksi
HIV sering mengalami gejala tambahan, seperti penyakit kuning,
sesak napas, dan jantung berdebar-debar. Apabila jumlah sel turun
sampai di bawah 200 sel per mikroliter darah, orang yang terinfeksi
HIV akan mengalami gejala-gejala infeksi oporturiistik dan kanker,
seperti pneumonia pneumosistis (infeksi paru-paru), sitomega-
lovirus, herpes, serta kanker sarkoma kaposi (kanker pembuluh
darah) dan kanker leher rahim.
5. PSK
Pekerja sex komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk
penyakit sosial yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut
sebagai prostitusi telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno.
Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi
praktik prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang
berlangsung secara terang-terangan maupun secara terselubung
dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya.
Pada umumnya kegiatan prostitusi berlatar belakang pada
faktor kesulitan ekonomi. Namun secara psikologis, prostitusi
merupakan bentuk kelainan mental yang hanya dapat berhenti atas
kesadaran pelaku semata. Oleh karena itu, meskipun pelaku
prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan agar bekerja
secara sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni
prostitusi sebagai pilihan hidupnya apa pun risikonya.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 7.2
Pita lambang
gerakan peduli AIDS.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pengetahuan dan
pemahaman kalian,
carilah data dari
internet berapakah
pengidap penyakit HIV/
AIDS di dunia dan di
Indonesia dari tahun ke
tahun. Buatlah grafik
yang menunjukkan
perbandingan
perkembangan
penderita penyakit HIV/
AIDS di berbagai
negara di dunia
termasuk Indonesia.
Presentasikan hasilnya
dalam diskusi kelas.
Penyakit Sosial
131
Melalui prostitusi inilah akan berkembang subur penyakit-
penyakit sosial lainnya, sehingga terciptalah mata rantai yang tidak
terputus, bahkan saling terkait misalnya antara prostitusi dengan
miras, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan proses penularan
penyakit HIV/AIDS.
6. Kenakalan Remaja
Usia remaja erat kaitannya dengan perubahan sikap dan pola
perilaku pada diri seseorang. Suatu hal yang alamiah bahwa dunia
remaja selalu diwarnai dengan perilaku-perilaku yang menyimpang
dari nilai dan norma yang telah diserapnya, karena keinginannya
untuk menemukan jati diri dan adanya dorongan untuk tidak mau
dikendalikan oleh orang lain. Dalam kondisi alamiah inilah peran
orang tua sebagai penanggung jawab mengenai perilaku anak-anak
sangat diharapkan. Kecenderungan remaja terikat dengan ling-
kungan sosial sebayanya memudahkan remaja terbawa arus
lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengenali secara
benar siapa saja teman sebaya anaknya yang sedang memasuki
masa remaja.
Kenakalan remaja merupakan bentuk aktivitas sekelompok
remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami per-
tumbuhan dan perkembangan emosi, perilaku mereka mencer-
minkan gejolak emosi tanpa mempedulikan lingkungannya. Misalnya
kebut-kebutan, membikin keonaran/keributan, dan selalu melakukan
aktivitas-aktivitas untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang sangat
besar. Mudahnya remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,
miras, merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk perilaku
menyimpang yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang
membuatnya mudah terjerumus ke perilaku menyimpang.
Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat yang selalu berganti generasi, maka gejala kenakalan
remaja pun selalu ada dalam kehidupan masyarakat dengan
berbagai bentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
C. HUBUNGAN PENYAKIT SOSIAL DENGAN
PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA
DAN MASYARAKAT
Seperti halnya tubuh yang terserang penyakit, demikian halnya
dengan terjangkitnya penyakit sosial di tengah kehidupan
masyarakat berlangsung sangat tergantung dari sikap pertahanan
masing-masing individu sebagai anggota masyarakat.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 7.3
Internet
merupakan produk teknologi
bagaikan pisau bermata dua
yang bisa memajukan
kecerdasan generasi muda
sekaligus menghancurkan
moral, karena sering
dimanfaatkan para remaja
untuk mengakses info-info
dan nilai-nilai menyimpang.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
132
1. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang secara garis besar disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor dari dalam (intrinsik) dan faktor dari luar
(ekstrinsik).
a. Faktor dari dalam (intrinsik)
1)
Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda.
Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap
terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang
mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam
bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya
orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami
berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuai-
kan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpangan-
penyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar,
tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam
kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan
merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa.
Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang
mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan
melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.
2)
Jenis kelamin
Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena
perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung
sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan.
Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya
perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta
diistimewakan, ingin dimanja.
3)
Umur
Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah
laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan
seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap
pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya.
Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia
lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan
oleh anak-anaknya.
4)
Kedudukan dalam kelu arga
Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering
kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan
dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat
ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 7.4
Jalinan
hubungan yang akrab antara
orang tua dan anak sangat
diperlukan sebagai bentuk
pemenuhan kebutuhan
rohaniah bagi anak.
Penyakit Sosial
133
Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan
pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.
b. Faktor dari luar (ekstrinsik)
1)
Peran keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial
sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan sese-
orang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua
yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan
bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari
rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan
lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan
bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan
alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan
anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun
kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi
juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak
dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang,
dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpah-
kan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbang-
an dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang
menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang
dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan
berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya,
seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan
oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-
bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada
hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk,
mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia
merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui,
dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian
tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.
2)
Peran masyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari
lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan
masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan rohaniah anak mengakibatkan anak
mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal
dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah
anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai dan
norma sosial.
Aktivitas Mandiri
Untuk melatih
kecakapan analitis dan
kritismu, cobalah kalian
deskripsikan bagaimana
bentuk masyarakat
yang ideal bagi terben-
tuknya pola perilaku
yang sehat baik jasmani
maupun rohani.
Bandingkan dengan
keadaan masyarakat di
lingkunganmu.
Presentasikan hasilnya
dalam diskusi kelas.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
134
Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari
oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma
sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut
sebagai subkebudayaan menyimpang. Misalnya masyarakat
yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha
prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap
prostitusi sebagai bagian dari profesi yang wajar. Demikian
pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan
masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan
membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.
3)
Pergaulan
Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari
pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain
yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi
kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan
menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan
menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun
apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan
mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya
terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak
tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai
kebiasaan memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain
yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena
itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang
baik itu sangat penting.
4)
Media massa
Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan,
film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan
bebas dapat memengaruhi perkembangan perilaku individu.
Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang
norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering
kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan
tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku
menyimpang.
Penyakit Sosial
135
Penyakit sosial merupakan bentuk
kebiasaan berperilaku sejumlah warga
masyarakat yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma sosial yang berpengaruh
terhadap kehidupan warga masyarakat.
Penyakit sosial meliputi: minum minuman
keras, berjudi, menyalahgunakan narko-
ba, penyakit HIV/AIDS, PSK, kenakal-
an remaja, dan perilaku menyimpang
lainnya.
Munculnya penyebaran penyakit sosial
dipengaruhi oleh kesulitan komunikasi,
adanya perbedaan dalam tingkah laku,
individu tidak memiliki konsep diri, dan
karena unsur-unsur budaya, seperti
ekonomi, agama, dan organisasi kebu-
dayaan.
Faktor penyebab terjadinya penyakit
sosial ada 2, yaitu
–
Faktor intrinsik, seperti intelegensi,
jenis kelamin, umur, dan kedudukan
dalam keluarga.
–
Faktor ekstrinsik, seperti keluarga,
masyarakat, pergaulan, dan media
massa.
Rangkuman
Dengan mempelajari Penyakit Sosial, kita
makin tahu berbagai penyakit sosial di
masyarakat yang merupakan akibat
penyimpangan sosial dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat merupakan
lingkungan sosial yang memiliki pengaruh
sangat besar terhadap munculnya penyakit
sosial. Proses sosialisasi yang tidak
sempurna dan pengaruh subkebudayaan
masyarakat yang menyimpang baik dalam
keluarga maupun masyarakat adalah faktor
utama penyebab munculnya penyakit
sosial.
Sebenarnya penyakit sosial tidak akan
muncul jika masing-masing individu
mampu menjalankan peran sesuai
kedudukannya secara baik dan bertanggung
jawab. Di samping itu, pembelajaran
norma dan nilai juga harus dilaksanakan
secara baik dan berkesinambungan.
Seorang individu yang tidak mampu
menyerap norma dan nilai-nilai kebudayaan
Petikan Ilmu
(Refleksi Diri)
ke dalam kepribadiannya, maka ia tidak
dapat membedakan mana yang baik dan
pantas dan mana yang buruk dan tidak
pantas. Keadaan yang demikian tersebut
terjadi akibat dari proses sosialisasi yang
tidak sempurna, misalnya seseorang anak
yang tumbuh dalam keluarga yang broken
home atau anak yang tumbuh di lingkungan
prostitusi dan lain-lain.
Oleh karena itu, hendaknya kita harus
menyiapkan ketahanan diri kita masing-
masing agar terhindar dari penyakit sosial.
Adapun usaha yang dapat kita lakukan
adalah dengan memperkuat ilmu
pengetahuan dan ilmu agama kita,
membina hubungan harmonis antarsesama,
baik dalam keluarga maupun masyarakat,
serta memperkuat kepatuhan kita pada
norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Sudahkah kalian berbuat demikian? Jika
sudah, kembangkan dan tingkatkanlah terus.
Namun jika belum, mulailah dari sekarang.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
136
Ayo Belajar
Aspek: Kognitif
Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.
A. Ayo, pilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan materi
Penyakit Sosial, untuk mengevaluasi daya serap
materimu.
4. Perilaku menyimpang merupakan
perbuatan yang ....
a. mematuhi nilai dan mengabaikan
norma
b. melarang nilai dan norma
c. melanggar keinginan kita
d. mengabaikan nilai dan norma
5. Faktor dari luar yang memungkinkan
terjadinya kejahatan adalah ....
a. terjadinya dorongan interaksi sosial
b. aparat pemerintah yang korup
c. meningatnya mobilitas sosial
d. adanya kesenjangan sosial
6. Sosialisasi yang tidak sempurna akan
mengakibatkan ....
a. ketidaksanggupan individu menye-
rap norma
b. ketidaksanggupan individu mela-
kukan interaksi sosial
c. munculnya ketegangan antarindi-
vidu dalam kelompok
d. terjadinya proses penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya
7. Seorang remaja bergaul dengan
remaja lain yang suka merokok akhir-
nya ikut-ikutan menjadi perokok.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pe-
nyimpangan sosial terjadi akibat ....
a. sosialisasi tidak sempurna
b. perkembangan ilmu pengetahuan
c . sosialisasi subkebudayaan menyim-
pang
d. perubahan sosial yang cepat
1. Masalah sosial pertama kali muncul
karena adanya pandangan yang ber-
sifat normatif, yakni pandangan yang
....
a. menginginkan kehidupan sejahtera
lahir dan batin
b. menghendaki adanya interaksi aktif
di antara warga
c. ingin menegakkan organisasi sosial
dan politik yang sempurna
d. ingin menegakkan norma-norma
utuk kehidupan kolektif
2. Berikut yang menunjukkan salah satu
problem sosial yang bersumber dari
faktor ekonomi adalah ....
a. meningkatnya harga BBM diikuti
peningkatan harga-harga sembako
b. memasuki tahun ajaran baru keper-
luan rumah tangga meningkat
c. setiap menjelang hari raya harga-
harga berbagai kebutuhan naik
d. di setiap perempatan lampu lalu
lintas banyak pengamen mengais
rejeki
3. Terjadinya kenakalan remaja pada
umumnya disebabkan oleh faktor
berikut,
kecuali
....
a. salah dalam pergaulan di masya-
rakat
b. anak hanya terpenuhi kebutuhan
materiilnya saja
c. mendapat pengaruh dari gambar
dan buku-buku bacaan porno
d. kurikulum sekolah yang tidak rele-
van dengan kemajuan zaman
Penyakit Sosial
137
a. keteraturan sosial
b. integrasi sosial
c. pengendalian sosial
d. disorganisasi sosial
10. Ketidaksenangan para remaja atas
perlakuan orang dewasa yang meng-
anggap mereka masih kanak-kanak
merupakan salah satu bentuk konflik
antar ....
a. kelas sosial
c. generasi
b. pribadi
d. kelompok sosial
8. Dalam kehidupan masyarakat terda-
pat norma-norma sosial yang ber-
fungsi ....
a. menetapkan tujuan hidup
b. mencapai kehidupan yang modern
c. mengatur pergaulan hidup
d. membentuk masyarakat homogen
9. Jika dalam kehidupan sehari-hari
setiap warga dalam berinteraksi sosial
didasarkan pada peranan dan kedu-
dukannya, maka akan terwujudlah ....
B. Ayo, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai
materi Penyakit Sosial.
1. Bagaimanakah ciri-ciri umum pelaku
penyalahgunaan narkoba?
2. Apakah yang dimaksud dengan pe-
nyakit sosial?
3. Mengapa judi termasuk penyakit so-
sial?
4. Jelaskan bahwa keadaan keluarga
berpengaruh terhadap munculnya
penyakit sosial.
5. Jelaskan peranan orang tua terhadap
terjadinya kenakalan remaja.
Perhatikan dan pahami artikel tentang bentuk penyimpangan
sosial berikut.
Sikap Sosial
Aspek: Afektif
Munculnya Geng Motor
Geng motor sudah ada sejak 1970-
an. Cuma, jumlahnya masih sedikit.
Kegiatan mereka antara lain kebut-
kebutan, morfinis, memutar blue film
(BF), dan tawuran. Mer eka sering
menulis nama geng mer eka di jalan-
jalan atau tembok-tembok. Sebagian
besar adalah pelajar SMA.
Sebenarnya, di SMA secara umum
ada empat kelompok sosial. Pertama,
kelompok aktivis OSIS. Kedua, kelom-
pok seni dan budaya (pemain band,
pembuat mading atau buletin, dan lain-
lain). Ketiga, kelompok olahraga. Ke-
empat adalah kelompok yang tidak
punya identitas.
Karena tidak punya identitas inilah,
mereka membuat identitas sendiri.
Antara lain membentuk geng motor .
Mereka bangga mengenakan atribut
yang ada logo dan nama geng mereka.
Mereka selalu mencari per hatian orang
lain kar ena memang mer eka butuh
perhatian.
Mereka merasa hebat. Mer eka
ingin disegani dan ditakuti. Mer eka
merasa superior. Mereka sebenarnya
punya talenta dan ener gi. Sayang,
mereka menyalurkannya dengan cara
yang salah.
Sumber:
Jawa Pos,
21 November 2007
Galeri Pengetahuan Sosial 2
138
Kita tidak bisa menutup mata bahwa di sekitar kita banyak
sekali jenis penyakit sosial. Bahkan ada di antara kita, keluarga
kita, tetangga kita ataupun teman kita ada yang melakukannya.
Oleh karena itulah segala interaksi yang kita lakukan, baik dalam
keluarga maupun masyarakat hendaknya selalu didasarkan pada
norma yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut, kerjakan kegiatan-kegiatan
berikut.
a. Coba lakukanlah penelitian sederhana guna mengidentifikasi
penyakit-penyakit sosial yang ada di sekitar tempat tinggal
kalian.
b. Untuk menambah bobot penilaian, analisalah faktor-faktor
penyebab penyakit sosial tersebut berdasarkan referensi-
referensi yang relevan, bisa buku-buku maupun artikel-artikel
dari surat kabar, majalah, atau dari internet.
c. Susunlah hasil penelitianmu tersebut pada kertas folio dan
presentasikan di kelas.
Selamat mengerjakan dan semoga berhasil menambah
pemahaman dan pengetahuanmu mengenai konsep penyakit
sosial.
Uji Unjuk Kerja
Aspek: Psikomotorik
Berdasarkan artikel di atas, coba kerjakan pertanyaan-
pertanyaan berikut sesuai sikap kalian di buku tugas.
3. Menurut kalian, bagaimanakah cara
terbaik agar terhindar dari perilaku-
perilaku menyimpang?
Selamat mengerjakan dan semoga
menjadi pribadi yang jauh dari perilaku
menyimpang.
1. Adakah kelompok-kelompok sosial
yang menyimpang di sekolahmu? Jika
ada sebutkan bentuk kegiatannya?
Apakah kalian masuk menjadi anggota-
nya ataukah tidak? Dan berikan alasan
mengapa kalian ikut/tidak ikut dalam
kelompok tersebut?
2. Menurut kalian, apakah semua kelom-
pok sosial yang menyimpang itu harus
dijauhi? Coba kemukakan alasan kalian.